Dalam banyak kasus, proses belajar mengajar di Indonesia cenderung menghambat
kreativitas atau terkadang menghilangkan daya imajinasi siswa. Keunikan anak
sebagai pribadi cenderung kurang dihargai karena pihak guru menuntut
keseragaman jawaban atas persoalan yang diajukannya. Berfikir divergen, atau
yang menghargai perbedaan dalam mengekspresikan pendapat terhadap suatu cara
penyelesaian masalah seringkali ditutup. Kemampuan untuk mernjelajahi berbagai
alternatif kurang dipupuk . Akhirnya yang berkembang adalah justru kekakuan.
Memasuki dunia kompetisi global, sekolah idealnya harus mampu menciptakan
sistem yang mengembangkan lingkungan asuh yang memacu siswa agar terbuka terus
menerus terhadap perkembangan. Pendidikan yang lebih menekankan hanya kepada
daya nalar harus diimbangi dengan kegiatan yang merangsang daya kreatifisme
serta kecerdasan emosi. Sedini mungkin sekolah harus mampu menerapkan proses
belajar yang mengembangkan nilai-nilai kemandirian, daya kreatifisme, daya
inovasi, serta kerjasama.
Proses belajar mengajar selayaknya lebih mengembangkan ranah kompetensi yang
akan dibutuhkan dalam dunia nyata kompetisi. Melalui kegiatan bidang akademik,
non akademik, maupun bimbingan pengembangan diri bidang psikologis, potensi
siswa yang dikembangkan tidak saja hard competence (kompetensi yang terlihat,
misalnya nilai akademis pelajaran), tetapi juga soft competence (kompetensi
yang tidak terlihat). Pengembangan aspek nalar harus diimbangi juga dengan
pengembangan kecakapan lain seperti orientasi akan pencapaian atau daya juang
(Achievement orientation), kecakapan akan pencarian informasi (Information
seeking), kecakapan berfikir secara konseptual (Conceptual thinking), kemampuan
berfikir analitis (Analytical Thinking), Inisiatif (Initiative), kemampuan
bekerjasama dengan orang lain (Teamwork) serta kemampuan memahami orang lain
(Interpersonal understanding).
Pengembangan hard competense dan Soft Competence seperti diuraikan di atas
harus mampu disajikan kepada siswa melalui suatu kemasan methodologi yang
menarik, menantang, variatif, tetapi secara ekonomis terjangkau untuk
diterapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar